Ling Shen Yao

Anjuran Pola Makan untuk Penderita Endometriosis

Ada banyak masalah kesehatan yang menyerang wanita, salah satunya adalah endometriosis. Penyakit ini menyerang wanita tepat di bagian peurt bawah dan umumnya terjadi di saat wanita berada di usia subur atau usia reproduksi. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang sangat mengganggu kenyamanan pengidapnya, sehingga penting untuk mengetahui anjuran pola makan untuk penderita endometriosis guna mencegah dan meredakan gejala yang dapat timbul akibat kondisi tersebut.

Penyebab utama terjadinya endometriosis adalah akibat adanya jaringan di dalam dinding rahim yang tumbuh di luar rahim. Jaringan yang disebut dengan endometrium ini dapat tumbuh di bagian indung telur, saluran telur (tuba falopi), usus, vagina, atau di bagian akhir usus yang terhubung ke anus (rektum). Meski begitu, penyebab pertumbuhan jaringan di luar dinding rahim tersebut masih belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang memungkinkan atau memicu terjadinya endometriosis.

Normalnya dinding rahim hanya akan menebal saat menjelang masa ovulasi. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan diri agar calon janin dapat menempel dengan sempurna pada rahim ketika terjadi pembuahan.

Pada dasarnya, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium yang telah menebal akan meluruh menjadi darah, sehingga terjadilah menstruasi. Namun, dalam kasus endometriosis sendiri, penebalan dinding rahim tersebut malah mengiritasi jaringan di sekitarnya dan menyebabkan terjadinya peradangan, jaringan parut, hingga munculnya kista, sehingga pada akhirnya menimbulkan berbagai macam gejala.

Selain itu, bahaya endometriosis juga biasanya akan menyebabkan rasa nyeri yang luar biasa ketika menstruasi, disertai nyeri panggul dan menstruasi yang mengalir deras. Tak hanya itu, wanita dengan endometriosis juga harus menanggung rasa sakit ketika kencing, buang air besar, dan saat berhubungan intim. Dalam kasus yang serius, kondisi ini juga dapat menghambat kehamilan, hingga menyebabkan kemandulan.

Oleh sebab itu, endometriosis merupakan kondisi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus ditangani sejak dini. Maka ada baiknya bagi Anda para wanita untuk mengenal faktor penyebab dan juga gejala dari endometriosis.

Faktor Penyebab Endometriosis

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami endometriosis. Di antaranya adalah :

1. Menstruasi Retrograde

Menstruasi retrograde adalah suatu kondisi dimana darah haid yang mengandung sel endometrium justru mengalir kembali ke tuba falopi lalu masuk ke rongga panggul (bukan di luar tubuh).

Sel endometrium tersebut menempel di dinding dan permukaan organ pelvis, dimana mereka tumbuh dan menebal secara terus menerus sehingga berdarah sepanjang masa menstruasi.

2. Pengedaran Sel Endometrium

Sistem pembuluh darah atau cairang jaringan (limfatik) dapat mengedarkan sel endometrium ke bagian tubuh lainnya.

3. Perubahan Sel Embrio

Endometriosis juga dapat terjadi akibat kadar hormon esterogen yang tidak seimbang. Pasalnya, hormon esterogen dapat mengubah sel embrionik, yang merupakan sel pada tahap awal perkembangan menjadi implan sel endometrium selama masa pubertas.

4. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Endometriosis kemungkinan juga disebabkan karena adanya masalah dengan sistem kekebalan tubuh. Kondisi tersebut memungkinkan tubuh jadi tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh diluar rahim.

Sistem kekebalan tubuh yang terganggu atau melemah, memainkan peran penting karena Ia dapat merangsang sel-sel abnormal terus-menerus tumbuh di luar rahim.

5. Faktor Keturunan

Selain faktor-faktor diatas, penyebab lain yang menyebabkan terjadinya endometriosis adalah faktor genetik atau keturunan. Seseorang dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit endometriosis akan lebih rentan untuk mengembangkan penyakit tersebut pada dirinya.

6. Merokok

Kebiasaan buruk atau penerapan pola hidup yabg tidak sehat, seperti merokok juga dapat meningkatkan risiko endometriosis pada wanita. Maka dari itu, hentikan kebiasaan buruk ini mulai dari sekarang.

Gejala Endometriosis

Gejala utama yang dapat dirasakan penderita endometriosis adalah adanyarasa nyeri pada perut bagian bawah. Gejala ini umumnya sering muncul dan dapat bertambah parah, terutama ketika penderita sedang berada dalam masa menstruasi atau ketika melakukan hubungan seksual.

Intensitas rasa nyeri juga bervariasi, terkadang rasa nyeri menjalar mulai dari perut bagian bawah, punggung, hingga kaki. Selain itu, ada pula yang merasakan nyeri seperti kram, disertai dengan mual, muntah, hingga mengalami diare.

Rasa nyeri yang dialami juga dipengaruhi oleh letak di mana jaringan endometrium tersebut tumbuh. Pasalnya, jaringan tersebut dapat tumbuh di bagian organ berkemih, sehingga dapat menimbulkan masalah ketika buang air kecil. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah pada usus, sehingga menimbulkan masalah saat buang air besar. Jika jaringan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) atau tuba falopi, maka kondisi ini juga dapat memengaruhi kesuburan wanita.

Tahapan Endometriosis

Endometriosis dibagi menjadi beberapa tahapan atau tingkat keparahan. Kondisi ini tergantung pada jumlah, lokasi, ukuran, serta kedalaman lapisan endometrium. Berikut ini adalah empat tingkatan endometriosis beserta ciri-cirinya :

  • Endometriosis minimal, yakni tahapan endometriosis yang ditandai dengan munculnya jaringan yang kecil dan dangkal pada indung telur (ovarium). Peradingan akibat kondisi inijuga dapat terjadi di sekitar rongga panggul.
  • Endometriosis ringan, yakni tahapan endometriosis yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium berukuran kecil dan dangkal di indung telur dan dinding panggul.
  • Endometriosis menengah, yakni tahapan endometriosis yang ditandai dengan munculnya beberapa jaringan endometrium yang cukup dalam di bagian indung telur.
  • Endometriosis berat, yakni tahapan endometriosis yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium yang dalam di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur, hingga usus.

Pengobatan Endometriosis

Pemilihan metode pengobatan untuk endometriosis sendiri tergantung pada tingkat keparahannya, serta pertimbangan dari pengidap memiliki anak atau tidak. Pengobatan endometriosis di antaranya adalah :

  • Pemberian obat antiinflamasi non-steroid (OAINS).
  • Terapi hormon untuk menghentikan produksi hormon estrogen.
  • Prosedur operasi, di antaranya laparoskopo, laparotomi, dan histerektomi.

Pola Makan untuk Penderita Endometriosis

Meski penyembuhan endometriosis dapat dilakukan melalui metode pengobatan yang telah disebutkan di atas, namun proses pengobatan tersebut perlu diimbangi dengan mengatur pola makan yang juga mendukung sistem reproduksi Anda, yaitu :

1. Makanan penyeimbang produksi hormon

Pengidap endometriosis perlu mengonsumsi makanan yang dapat menjadi penghambat reseptor hormon estrogen, seperti buncis, kacang-kacangan, kubis, beras merah, buah arbei, worel, seledri, dan buah apel.

2. Makanan peningkat sistem imun tubuh

Endometriosis juga dapat menyerang mereka yang memiliki sistem imun lemah. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengonsumsi makanan yang dapat membantu meningkatkan sistem imuntubuh. Konsumsilah makanan yang mengandung vitamin C tinggi, bawang merah, wortel, yogurt, jahe, teh hijau, cabe rawit, nanas, dan buncis.

3. Makanan tinggi serat

Makanan yang mengandung serat tinggi dapat membantu meringankan gejala yang timbul akibat endometriosis. Maka dari itu, konsumsilah makanan yang kaya akan serat seperti alpukat, pisang, gandum, bayam, beri, pisang, dan kacang merah.

4. Makanan kaya akan zat besi

Endometriosis juga dapat memicu terjadinya pendarahan hebat, sehingga pengidapnya akan kehilangan banyak zat besi. Untuk mengatasi masalah ini, tentunya dibutuhkan asupan zat besi yang dapat diperoleh dari susu, sayuran hijau, kacang almond, kacang merah, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, gandum, dan telur.

5. Asam lemak omega 3

Asam lemak omega 3 dapat membantu meredakan rasa nyeri akibat endometriosis. Makanan yang kaya akan kandungan asam lemak omega 3 antara lain adalah ikan salmon, ikan kod, ikan tuna, ikan sarden, minyak almond, minyak biji rama, minyak biji chia, dan kerang.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *